18/01/12

materi pramuka














 



Penghafalan dilakukan secara kelompok huruf
EISH TMOKH, AUV NDB, WFY GLQ CJZ
E   = .         T   = _           R   = ._.      F   = .._.
I   = ..        M   = _ _         K   = _._      L   = ._..
S   = ...       O   = _ _ _       W   = ._ _     Q   = _ _._
H   = ....      KH  = _ _ _ _     G   = _ _.     Y   = _._ _
A   = ._        N   = _.          C   = _._.     X   = _.._
U   = .._       D   = _..         J   = ._ _ _   P   =._ _.
V   = ..._      B   = _...        Z   = _ _ ..


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................ ................................ ................................ .............................. i
Kata Sambutan ................................ ................................ ................................ .............................. ii
Daftar Isi ................................ ................................ ................................ ................................ ......... iii
Bab 1. PENGETAHUAN DASAR KEPRAMUKAAN
1.1. Kiasan Dasar
1.2. Sistem Among
1.3. Kode kehormatan
1.4. Visi dan Mimi Gerakan Paramuka
1.5. Pokok-Pokok Penjelasan dan penjabaran Dasa Dharma Pramuka

Bab 2. PENGETAHUAN UMUM KEPRAMUKAAN
2.1. Lambang Gerakan Pramuka
2.2.Sejarah Kepramukaan Dunia
2.3.Sejarah Kepramukaan Indonesia
2.4.Kepemimpinan 
2.5.Tanda Pengenal Kepramukaan
2.6. Makna dan Sejarah Bendera Merah Putih
2.7. Sejarah Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”
2.8. Salam Pramuka

Bab 3. PENGETAHUAN TEKNIK KEPRAMUKAAN
3.1 Kompas
3.2 Semaphore
3.3 Sandi
3.4 Bentuk Baris Berbaris
3.5 Menaksir
3.6 Peta
3.7 Tali Temali
3.8 Morse  












iii










BAB I
PENGETAHUAN DASAR KEPRAMUKAAAN
1.1. KIASAN DASAR
(1) Penggunaan Kiasan Dasar, sebagai salah satu unsur terpadu dalam
Kepramukaan, dimaksudkanuntuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia
dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam
kegiatan. Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang tetapi
harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda
dan anggota dewasa muda.
(2) Kiasan Dasar disusun atau dirancang untuk mencapai tujuan, dan sasaran
pendidikan dalam Kepramukaan untuk tiap golongan serta merupakan proses
Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda dan
anggota dewasa muda tetapi memperkaya pengalaman.

1.2. SISTEM AMONG
(1) Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antara pembina
dengan anggota muda dan anggota dewasa muda menggunakan sistem among.
(2) Sistem Among berarti mendidik anggota GerakanPramuka menjadi insan merdeka
jasmani, rokhani, dan pikirannya, disertai rasa tanggungjawab dan kesadaran
akan pentingnya bermitra dengan orang lain.
(3) Sistem among mewajibkan anggota dewasa Gerakan Pramuka melaksanakan
prinsip-prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
a. Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
b. Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan;
c. Tut wuri handayani maksudnya dari belakang memberi dorongan dan pengaruh
yang baik ke arah kemandirian.
(4) Dalam melaksanakan tugasnya anggota dewasa wajib bersikap dan berperilaku
berdasarkan:
a. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepatutan,kesederhanaan, kesanggupan
berkorban dan rasa kesetiakawanan sosial.
b. Disiplin disertai inisiatif dan tanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama
manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan hidup, sertabertanggungjawab
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(5) Hubungan anggota dewasa dengan anggota muda dan anggota dewasa muda
merupakan hubungan khas, yaitu setiap anggota dewasa wajib memperhatikan
perkembangan anggota muda dan anggota dewasa muda secara pribadi agar
perhatian terhadap pembinaannya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan
kepramukaan.

(6) Anggota Dewasa berusaha secara bertahap menyerahkan pimpinan kegiatan
sebanyak mungkin kepada anggota dewasa muda, sedangkan anggota dewasa
secara kemitraan memberi semangat, dorongan dan pengaruh yang baik.
1.3. KODE KEHORMATAN
(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan
Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode
Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
(2) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya adalah :
a. Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan
Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
b. Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan
mengamalkan janji;
c. Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi,
mental, moral, ranah spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisiknya, baik
sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
(3) Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang disebut Darma
adalah :
a. Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi
pekerti luhur.
b. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong anggota Gerakan
Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan
masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa
kebersamaan dan gotong royong;
d. Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral
disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban
anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
(4) Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya Organisasi Gerakan Pramuka yang
melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan Pramuka dalam hidup dan
kehidupan berorganisasi.
(5) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya.
1.4 VISI DAN MISI GERAKAN PRAMUKA
VISI 
     “Gerakan Pramuka sebagai wadah pilihan utama dan solusi handal masalah-masalah kaum muda"
MISI
1.       Mempramukakan kaum muda;
Yang dimaksud dengan mempramukakan tidak berarti bahwa seluruh kaum muda itu dimasukkan sebagai anggota Gerakan Pramuka tetapi lebih pada tataran jiwa dan prilaku kaum muda yang sesuai dengan pramuka sebagai bagian dari masyarakat indonesia.

2.       Membina anggota yang berjiwa dan berwatak Pramuka, berlandaskan iman dan taqwa (Imtaq) serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).Bahwa semua sendi program pendidikan yang dilaksanakan Gerakan Pramuka harus dilandaskan pada Iman dan taqwa dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apapun yang dilakukan perlu mengikuti perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada eranya.

3.       Membentuk kader bangsa patriot pembangunan yang memiliki jiwa bela Negara;
Gerakan pramuka memiliki salah satu tugas yakni menyiapkan kader bangsa sehingga diperlukan adanya pendidikan yang khusus. Untuk itu, karena disadari bahwa perlunya pendidikan bela negara sebagai bagian dari kebutuhan bangsa dan negara.
4.       Menggerakkan anggota dan organisasi Gerakan Pramuka agar peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kemasyarakatan;
Hal ini dilakukan untuk memantapkan jati diri Gerakan Pramuka melalui kode kehormatannya dan sekaligus sebagai pencerminan anggota Pramuka yang tanggap terhadap permasalahan pada lingkungan sekitarnya.

POKOK-POKOK PENGERTIAN
1. Dasadarma adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok
moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat
berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia,
dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan
Tuhan Yang Mahaesa.
2. Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila,
Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam
kehidupannya sehari-hari.
3. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk
melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka
Dasadarma Pramuka pertama-tama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan
kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan.
PENJELASAN MASING-MASING DARMA
1. Darma pertama : Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa
1. Pendahuluan
Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan
dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa:
Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan
dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam
Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun
sikapnya, Atau dengan kata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu
yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak
lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu
pengulangan, tetapi penekan
2. Pengertian
1. Takwa
1. Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti,
mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan
lain-lain.
2. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yangsangat utama
dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang
Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan
dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai
semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, yaitu:
1. Bertahan terhadap godaangodaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara
diri dari dorongan hawa nafsu.
2. Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta
menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi
masyarakat serta seluruh umat manusia.
3. Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal
usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap
ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi
dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan
hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain
yang dianggap Mahaagung itu,
2. Tuhan Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baik
berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari
wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita
melalui para Nabi/ Rosul.
1. Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada
dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam
semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia tidak dapat disamakan
atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan
menembus segala-galanya.
2. Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau
sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang
Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta
termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya
kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi
ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari
yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu,
kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang
terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat
memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat
kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat
Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha
memahami apa arti esa pada Tuhan itu.
3. Esa= satu/tunggal. Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu
yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka,
satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi
dan dibandingkan. “Tiada Tuhan selain Allah”.
3. Berbicara tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat
dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak. Moral, budi pekerti atau
akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan
perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan
terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap,
syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak
terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada
Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur. Akhlak terhadap sesame
manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan
baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi
maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia
mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsur hubungan kemanusiaan
yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati
mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya, Akhlak terhadap
sesame makhluk Tuhan mengandung unsur peri kemanusiaan. Akhlak terhadap diri
sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, tanggungjawab,
menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba,
tamak, lekas putus asa, dan sebagainya. Akhlak terhadap diri sendiri mengandung
unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, mampu menyesuaikan diri.
3. Pelaksanaan
1. Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan didik menjadi manusia
yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari
masing-masing anak didik itu diperdalam dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan
itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada
perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik. Maka, apa yang
diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap
hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan
terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran
tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan
dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama
ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan
metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak
didik dan kepercayaan masing-masing. Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi
tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan
sempurna (Pancasilais). Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan
dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah
dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentukbentuk
perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang,
dan bentuk peribadatan lain. Sebagai Contoh. Sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh,
adil, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari
ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak
jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia
bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap
sesamanya.

2. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat
dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada
bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat
menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah dibiasakan
bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak
luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat,
bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.
3. Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah,
4. Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar agama.
5. Menghormati orang beragama lain.
6. Menyelenggarakan cermah keagamaan.
7. Menghormati orang tua.

2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
1. Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari
manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam. Bumi, alam, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta
dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa. Wajar
dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya
(benda alam, satwa, dan tumbuhtumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia
dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan
tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan
flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang
kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi
mendatang. Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir
dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan
menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau,
serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
2. Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan
suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini
merupakan bangsa-bangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan
mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat
mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian
dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa. Khususnya sebagai seorang
Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain
sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai
ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha
meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan
memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih sayang.

3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila
b. Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.
1) Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal
berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman
di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda
kecakapan khusus.
2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan
sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga
memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki. 1.Kasih sayang sesame manusia
tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap
keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati
sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara lain, tidak
mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan
seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia.
3) Siapa pun yang kita kenal dan kita dekati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan
kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan
Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji,
dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
1. Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia,
seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela
tanah airnya.
2. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang
sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai
orang lain.
3. Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti
kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna
keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
4. Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara
yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya,
menjunjung tinggi martabat bangsanya.
5. Darma ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk :
1) Menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang
Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
2) Mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotongroyong,
rmah tamah, religious, dan lain-lain.
3) Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
4) Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
2. Mengenal adat-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
3. Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu
membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
4. Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar.
5. Menghormati orang tua, guru dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah.
1. Pengertian
Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan
ditentukan.Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati
pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang
otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang
lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam
bentuk-bentuk organisasi.Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila
keempat.
2. Pelaksanaan dalam Hidup Seharihari
Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di
gugusdepan dan mematuhui peraturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan
peratur perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, setia mengikuti latihan
membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain.
Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang
lain.Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan
kepentingan orang banyakMembiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum
melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain.
5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah
a. Pengertian
1. Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan
untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik
untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang
ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampumerampungkan
masalah seta tantangan yang dihadapi.
2. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui
bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan
tidak ragu.
3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan
tanpa diminta
1. Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
2. Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
3. Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat.
6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira
a. Pengertian
1. Rajin Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan
mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan
membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati
dalam mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk
mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu
berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib
melaksanakan tugas.
2. Terampil Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri.
Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta
dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3. Gembira Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana
hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama
dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan
yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat.
Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir
cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu
mencari hal-hal yang positip dan optimistis. Sikap ppositip, optimis ini diperoleh
dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan
adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa
keberanian.
4. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1) Rajin
1. Biasakan membaca buku yang baik.
2. Biasakan untuk membuaat karya tulis.
3. Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan
pendapat.
4. Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar. Belajar selama dua jam sehari
adalah layak.
5. Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan
Gerakan Pramuka.
6. Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2) Bekerja
1. Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal
yang baik dan berguna.
2. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
3. Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain.
4. Hargai dan tonjolkan suatu prestasi kerja.
5. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.
6. Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
7. Bergembiralah dalam tiap usaha.
8. Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3) Terampil
1. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat.
2. Latih terusmenerus.
3. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
4. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
5. Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja
a. Pengertian
1) Hemat
1. Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya
seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut
kegunaannya.
2. Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nafsu manusia
dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain;(uang,
mendisiplinkan diri sendiri). Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih
memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang,
tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
3. Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan
sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi
dia sendiri dan ornag lain.
2) Cermat; Cermat lebih berarti “teliti”
sikap selaku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri
(introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa
waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan
mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus
cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia
harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3) Bersahaja Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak
berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk
(penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang
didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat
menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti
keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan dan
sebagainya.Tidak ceroboh.Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak
dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar. Sadar akan dirinya sebagai suatu
pribadi.Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihanMeneliti
sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam
pelaksanaannya.Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).Pengguna air tidak terbuang
percuma.Memeriksa pekerjaan sebelum diserahkan kepada Pembina. Menggunakan
uang jajaan dengan hemat.Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan
teratur. Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain-lain.Membiasakan
untuk menabung Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana .
8. Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia
a. Pengertian
1. Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin
dan atau ketentuan dan peraturan.
2. Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
3. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu
masalah dan tantangan.
4. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
5. Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan
perintah, ketentuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang
harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
2. Mentaati peraaturan.
3. Menjalani ajaran dari ibadah agama,
4. Belajar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1. Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah :
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas
perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara,
bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
1. Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
2. Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa
tanggungjawab.
3. Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar
perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit
dilaksanakannya,
4. Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu
alasan yang dicari-cari, Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu
tanggungjawab yang besar kepadanya.
2. Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah :
Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya. Misalnya:
1. Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak
didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
2. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya,
apa yang dikatakannya tidaklah suatu karangan yang dibuat-buat.
3. Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya
bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya
bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang
yang tahu atau yang mengawasinya.
5. Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan, Tujuan adalah mendidik Pramuka
menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
1. Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah
lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan
perbuatan
2. Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan
sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali
pemikiran ke arah yang tidak baik.
3. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat
dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan orang lain.
4. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka
Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk
kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5. Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan
menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga
Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi
pekerati dan kuat keyakinan beragamanya”
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
1. Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka,
dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai
pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai
sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk
mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataanperkataan
yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain.
3. Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat.
4. Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa
Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi
keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
5. Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya.

BAB II
PENGETAHUAN UMUM  KEPRAMUKAAAN

2.1. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Tunas Kelapa



Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan citacita
setiap anggota Gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo
Admodipura, seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen
Pertanian dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas
kelapa. Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia
berarti penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang
buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yangbagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka adalah seorang yang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan
kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia berada dan dalam keadaan
bagaimanapun juga.
4. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak
mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
5. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad
dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasanlandasan
yang baik, benar, kuat dan nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
6. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang
itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna, dan
membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan
negara Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Penggunaan Lambang Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera,
papan nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikanuntuk mengingatkan dan
meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada lambang
gerakan pramuka tersebut.
Gambar lambang gerakan pramuka
Arti Lambang Pramuka Dunia WOSM
WOSM

A.      Arti Lambang :
1.     Kompas, melambangkan suatu peringatan bagi Pramuka agar selalu berbuat kebenarandan dapat dipercaya seperti halnya fungsi kompas, tetap menjaga cita-cita dan perannya sebagai petunjuk jalan.
2.       Tiga ujung symbol, melambangkan tiga janji Pramuka.
3.       DUa Bintang, melambangkan anggota Pramuka berupaya memberikan penerangan dan penolong dalam kebenaran dan pengetahuan.
4.       Tali melingkar yang ujungnya membentuk simpul mati, melambangkan bahwa sesama          Pramuka mengadakan hubungan persahabatan dan persaudaraan antar Pramuka di seluruh dunia.
B.     Warna Lambang :
1.    Warna putih, melambangkan bahwa Pramuka berhati suci.
2.    Warna dasar ungu, melambangkan bahwa Pramuka memiliki keterampilan kepemimpinan dan suka menolong orang lain.

Arti Lambang Lencana Daerah Jawa Barat

Logo+Kwarda+Jawa+Barat




A.       Arti Lambang :
1.       Tameng melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukan ketahanan dan kekuatan.
2.       Gedung Sate melambangkan pusat pembangunan Jawa Barat.
3.       Tusuk sate melambangkan tujuan pendidikan Kepramukaan, yaitu menjadikan manusia seutuhnya menjadi manusia Pancasila.
4.       Atap atas berjumlah 3 (tiga) lapis menunjukan Tri Satya Pramuka.
5.       Atap pada bagian bawah yang berjumlah 2 (dua) bagian kiri dan kanan menunjukan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing.
6.       Jendela atas yang berjumlah 4 (empat) dan bawah 6 (enam) yang berjumlah 10 (sepuluh) buah menunjukan Dasa Darma Pramuka.
7.       Tangga yang berjumlah 4 (empat) menunjukan kelompok peserta didik; Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.
8.       2 (dua) buah Kitri menunjukan Pramuka putera dan puteri, masing-masing kitri mempunyai inti berbentuk bulat, menunjukan satu pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan.
9.       Akar panjang yang menusuk tanah menunjukan Gerakan Pendidikan Pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat.
10.    Lingkaran atas yang berwarna putih melambangkan peserta didik pada awal pendidikan  dalam Gerakan Pramuka baik putera maupun puteri, dan bagian bawah menggambarkan unsure pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka.
11.    Pita/tali adalah pengikat kesatuan arah dalam pendidikan Pramuka.
B.      Warna Lambang :
1.       Warna Putih, melambangkan keterbukaan, mental pendidikan dan pembangunan. Memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan hasil pembangunan;
1.       Warna Kuning, menunjukan sifat agung, berderajat mulia dari arah pendidikan yang diharapkan;
  1. Warna Hitam, merupakan lambing pembinaan;
  2. Warna Hijau, menunjukan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan; dan Warna Merah, melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak

2.2 Sejarah Kepanduan Dunia

    Gerakan Kepanduan (bahasa Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori.
Gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama (dikenal sebagai jamboree) di Kepulauan Brownsea, Inggris.
 Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional. 
keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris saat itu.
    Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.
    Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris. Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang
dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.

 Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.

 Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.

 Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah Pusat Pelatihan Kepemimpinan bagi Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku berjudul Rovering to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.
 Tak lama setelah buku Scouting For Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan koloninya.

    Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan Inggris untuk mendirikan gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Chili ialah negara pertama diluar Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan. Parade Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910. Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia, Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah memiliki organisasi kepramukaan.

    Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat. Kebutuhan program pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan ketertarikan para generasi muda pada saat itu, gerakan pramuka menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup keanggotaan gerakan pramuka. Keempat prpogram tersebut meliputi : Pendidikan Generasi Muda usia dini, Usia Remaja, pendidikan kepanduan putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi pembina.

   Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan Penegak/pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa negara. Terkadang, kegiatan kegiatan tersebut hanya berawal di tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru kemudian diakui dan diadopsi oleh kwartir nasional. Kasus serupa terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, yang program golongan siaganya telah dimulai sejak 1911 di tingkat ranting namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930.

    Sejak awal didirikannya gerakan kepanduan, para remaja putri telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powell —adik dari bapak kepanduan sedunia, Robert Baden Powell,— pada tahun 1910 ditunjuk menjadi presiden organiasi kepanduan putri pertama di dunia. Agnes pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914. Agnes mundur dari kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olive Baden Powell, istri dari Lord Baden-Powell. Agnes tetap menjabat sebagai wakil presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun. Pada waktu tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an, Banyak organisasi kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unit putra dan putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.

   Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun, Baden Powell menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing pembentukan kursus Woodbadge. Akibat Perang Dunia I, pendidikan woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi pembina, seperti Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik golongan, hingga kursus Woodbadge.






BIOGRAFI BADEN POWELL
Berbicara tentang PRAMUKA, maka kita harus mengenal pendiri Gerakan Kepanduan ini yang telah membuat suatu loncatan dalam sejarah yang mengejutkan dunia, berikut Biografi BP :
lord_baden_powell-204115917_std
Nama  Lengkap                   : Robert Stephenson Smyth Baden Powell.
Nama Panggilan                  : Baden Powell atau BP (bee-pee/bipi).
Nama Kecil                          : Ste, Stephe, Stephenson atau Steevie.
Tempat / Tanggal Lahir     : London ( Inggris ) / 22 Februari 1857.
Wafat                                    : Nyeri, Kenya 8 Januari 1941.
Nama Ayah                          : Prof.Domine Baden Powell.
Nama Ibu                             : Miss Henrietta Grace Smyth.
Nama Saudara                    : Warrington, George, Augustus, Frank, Penrose, Agnes,Henrietta,Jessie
  dan Baden Fletcher.
Nama Istri                           : Olave St.Clair Soames ( Lady Baden Powell ).
Nama Anak                          : Peter, Heather dan Betty.
Buku – Buku Karya BP     : Scouting For Boys, Aids To Scouting, Rovering to Success dsb.
Penghargaan                        : Ashanti Star (1895), Metabele Campaign (1897), South African War Queen’s
  (1899), South African War King’s (1901), Companion Order of yhe Batc
  (1900),dsb.
Warga Kehormatan             : Newcastle, Tyne, Bangor, Cardiff, Harwich, Kingston on Thames, Poole,
                                                   Guildford, Blandford, London, Canterbury dan Pontecraft.
BP adalah seorang tentara inggris dan penemu the Boy Scouts, lahir di london dan merupakan lulusan Charterhouse School. Bergabung dengan pasukan Hussars ke-13 di India pada tahun 1876. Dari 1888 s/d 1895, BP sukses bertugas, di India, Afganistan, Zulu, dan Ashanti. Sebelum dan semasa Perang Boer, BP bertugas sebagai perwira staff dari pasukan Kerajaan Inggris (1896-1897), menjadi kolonel dari pasukan berkuda, Afrika Selatan, dan Letnan Kolonel dari Pengawal Nagake-5 (5th Dragon Guards, 1897-1899). Karena keberaniaan dan penggabdiannya selama mertahankan Kota Mafikeng (dulu Mafeking) dari kepunyaan musuh, dipromosikan menjadi mayor jenderal.
BP kemudian kembali ke Inggris, pad tahun 1908 BP menjadi Letnan Jenderal. Dianugrahi gelar KeSATRIA tahun 1909, kemudian pensiun dari dinas militer pada tahun berikutnya. BP membentuk the Boys Scouts di tahun 1908 dan dua tahun berikutnya BP membantu mendirikan the Girl Guides, organisasi serupa untuk para anak – anak dan remaja putri selama Perang Dunia I.
BP bersama saudara-saudaranya bertambah akrab sepeninngal ayahnya, yang meninggal pada tanggal 11 Juni 1860. Pada usia 3 tahun BP telah jadi seorang anak yatim. Sehingga dari sejak usia masih sangat muda, BP dituntut untuk dapat hidup mandiri.
-BP telah berusaha untuk hidup mandiri dengan hanya didukung oleh kekerasan hai serta keteguhan ibunya yang tercinta Ny.Henrietta Grace.

-BP sejak kecil sudah banyak mengagumi karya-karya ilmuwan terkenal pada jamannya, seperti Charles Darwin, Babbage, George Elliot, G.H.Lewes, dan James Martineau. BP adalah seorang yang bertipe pekerja keras, beliau tidak mudah putus asa dan penolong. Hal tersebut dapat terlihat pada sebuah tulisan BP dalam sebuah suratnya kepada ibunya.

APA YANG HARUS KUKERJAKAN NANTI
Aku ingin sekali membuat para orang miskin menjadi kaya seperti kita (tulis stephe) dan mereka secara hukum berhak untuk bisa bergembira seperti kita, dan siapapun orang yang berada wajib memberi orang yang tidak punya.

Dan kita harus bersyukur kepada Tuhan yang telah menganugerahi kita. dan Dia telah membuat orang miskin dan oranh kaya dan aku akan memberitahumu bagaimana untuk menjadi baik. Sekarang akan kuberitahu. Kau harus selalu berdoa kepada Tuhan, tetapi kau tidak bisa menjadi orang baik hanya dengan berdoa saja, tetapi kau harus berusaha keras menjadi orang baik.(ditulis BP, 26 Februari 1865)
-Setelah menemui banyak kesulitan dalam memilihkan sekolah yang tepat untuk BP seperti Rugby atau Eton, akhirnya Ny. Henrietta Grace memasukan BP ke Charterhouse School di tahun 1870.

-Di Charterhouse, BP sangat populer, selain pandai dalam belajar sehingga BP meraih beasiswa, BP juga mengikuti kegiatan ekstra seperti :
1.Marching Band
2.Klub Menembak (Rifle Corps)
3.Teater, Kegemarannya ini terus digeluti hingga sering tampil dalam berbagai pementasan drama bersama sahabatnya Mc Laren.
4.Melukis dan menggambar, gambar / ilustrasinya selalu mengisi berbagai karya tulisnya.
5.Kiper kesebelasan Chartehouse

-Di Charterhouse School inilah BP mendapatkan julukan lainnya, yaitu “Bathing-Towel”.
-Di usia 19 tahun, BP menamatkan sekolah di Charterhouse School. Kemudian BP memutuskan untuk bergabung dengan Dinas Kemiliteran, atas bantuan Pamannya Kolonel Henry Smyth, Komandan dari Royal Military Academy di Woolwich. Kemudian setelah lulus dari akademi militer tersebut BP ditempatkan di india, dengan pangkat Pembantu Letnan.
-Pengalaman BP di ketentaraan inilah yang nantinya akan banyak mempegaruhi perkembangan berdirinya Gerakan Kepanduan di Inggris.
-Selain i2 BP juga tekenal sebagai orang yang pandai bergaul dan banyak kawannya. Salah seorang kawannya yang terdekat adalah Kenneth Mc Laren. Kebersamaan mereka telah menghasilkan banyak pengalaman baik dalam kedinasan, pementasan drama, maupun perburuan hewan liar ( babi hutan ).
-Setelah sempat berpindah-pindah, dari satu kota ke kota lain, dari satu daerah ke daerah lain bahkan dari satu negara ke negara yang lain. BP akhirnya bertugas di Mafeking, sebuah kota dipedalaman Afrika Selatan. Kota inilah yang membuat nama BP menjadi terkenal da menjadi pahlawan bangsanya, karena jasa-jasanya dalam memimpin pertahanan Kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer selama kurang dari 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampa tanggal 18 Mei 1900). Kerena jasa-jasanya tersebut, pangkat BP dinaikan menjado Mayor Jenderal. Berita tersebut kemudian sampai juga ke inggris, membuat seluruh keluarga BP bangga.

-Selama bertugas di Afrika, BP banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalaman nya makin bertambah. Karena keberaniannya, BP mendapat julukan IMPEESA dari suku-suku setempat seperti Zulu, Ashanti dan Metabele. Impesa mempunyai arti “Srigala yang tidak pernah tidur”.Hal ini disebabkan karena sifat waspada, cekatan, dan keberanian BP (termasuk tindakan mengambil kalung manik-manik milik Raja Dinuzulu). Raja Dinuzulu, adalah raja zulu dari 1884-1889, raja yang merupakan Putra Raja Zulu Cetshwayo, beraliansi dengan para para Afrikaners (orang kulit putih keturunana Belanda) dan bersengketa dengan sepupunya, Zibhebhu yang didukung inggris. Dinuzulu lalu dituduh bersalah melakukan penghianatan sehingga diasingkan selama 10 tahun. Dibebaskan tahun 1910, karena dianggap tidak bersalah, Dinuzulu akhirnya meninggal tahun 1913.

-Pada tahun 1901, BP kembali ke tanah airnya, Inggris dengan disambut besar-besaran sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian BP sempat pula menulis pengalam-pengalamnya dalam buku “AIDS TO SCOUTING”
-Kemudian pada tahun 1907 BP mendapatkan undangan dari perkumpulan Boys Brigade untuk mengisahkan pengalaman-pengalamnnya selama di Afrika khususnya dan selama di dinas ketentaraan pada umumnya, dalam sebuah perkemahan yang di ikuti 20 orang anggotanya. Perkemahan diselenggarakan di Pulau Brownsea (Brownsea Island).

-BP pada tahun 1908 menulis buku “SCOUTING FOR BOYS” sebuah mahakarya yang sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Buku ini menyebar di seluruh daratan eropa sampai ke daerah-daerah jajahan.
-Pada tahun 1910, BP meletakkan jabatannya di dinas ketentaraannya dengan pangkat terakhirnya adalah Letnan Jenderal. Mulailah BP berkonsenterasi penuh untuk mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia.
-Pada tahun 1912, BP mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu diberbagai negara. BP menikah dengan Olave St. Clair Soemes (Lady BP) pada tahun tersebut dan kemudian dikaruniai 3 orang anak yaitu : peter, Heather dan Betty.

-Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan jambore tersebut (6 Agustus 1920) BP diangkat sebagai Chief Scouts Of The World atau Bapak Pandu Sedunia. BP juga dianugrahi gelar Lord BP OF Gilwll dengan julukan Baron oleh Raja George V.
-Setelah berkeliling dunia, termasuk mengunjungi Jakarta pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore Australia, BP beserta Lady BP menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di inggris (1935-1938).Kemudian BP kembali ke tanah yang amat dicintainya, Afrika.
-BP menghabiskan masa tuanya di Nyeri Kenya. Beliau akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1941 dan dengan diantar di atas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ke tempat peristirahata terakhir.
Dari cerita hidup BP di atas, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Tidak salah jika BP dianggap sebagai tokoh universal atau milik semua bangsa. Gerakan kepanduan yang BP dirikan sekarang telah menjadi salah satu organisasi besar yang mempunyai jumlah anggota yang tersebar di seluruh dunia.

2.3 SEJARAH PRAMUKA INDONESIA
LATAR BELAKANG LAHIRNYA GERAKAN PRAMUKA
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.


Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai

HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
 Catatan redaksi : Ada Sesuatu yang menarik, mengapa yang menandatangani Kepres Tentang  Gerakan  Pramuka adalah Ir. Juanda ? Bilamana Presiden saat itu tengah mengadakan kunjungan ke Jepang, mengapa tidak menunggu beliau pulang dari lawatannya ?Andakah yang tahu ?

SIAPAK PRAMUKA INDONESIA


SIAPAKAH BELIAU ?
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 -
Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta
dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia
yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka
Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, HamengkubuwonoIX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda (”SultanHenkie”).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan HamengkubuwonoSenopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”. Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.

SEJARAH KEPRAMUKAAN
Kepanduan masuk ke indonesia ( pada waktu itu masih Hindia Belanda, karena negara kita sedang di jajah orang Belanda ) pertama – tama di bawa oleh orang Belanda. Organisasinya bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging (NIPV) yang artinya adalah Persatuan Pandu – pandu Hindia Belanda.
Bangsa kita mulai tertarik pada organisasi tersebut dan karena sifatnya yang universal maka organisasi kepanduan dapat dengan cepat diterima oleh bangsa kita, apalagi kondisi pada waktu itu sangat memungkinkan. Para remaja dan pemuda kita membutuhkan suatu organisasi yang dapat menampung aspirasi mereka terhadap tanah air.
·         Sesuatu yang membuat pemerintah Kolonial Belanda menjadi cukup khawatir. Oleh karena itu pemerintah Kolonial Belanda melarang bangsa kita mengikuti kegiatan NIPV.
·         Maka berdirilah organisasi – organisasi kepanduan yang becirikan Nasionalisme dan Organisasi kepanduan nasional yang pertama didirikan adalah Javaanse Padvinders Organisatie ( JPO ) tahun 1916 atas prakarsa Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta.
·         Pendirian JPO ini membuat para remaja dan pemuda di daerah lain tertarik mendirikan Organisasi Kepanduan. Yang memang pada waktu itu bisa dianggap sebagai salah satu cara perjuangan dalam usahanya mencapai kemerdekaan.
·         Tonggak kebangkitan bangsa indonesia adalah berdirilah Organisasi Boesi Oetomo, 20 Mei 1908. Lalu Peristiwa sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, yang menjiwai Gerakan Kepanduan Nasional kita semakin bergerak maju ( merupakan semangat Nasionalisme )
·         Kemudian pemerintah kolonial Belanda melarang pemakaian istilah Padvinder bagi organisasi kepanduan bangsa kita. Istilah “PANDU” dan “KEPANDUAN” dikemukakan pertama kali dalam kongres SIAP tahun 1928 oleh KH.Agus Salim di kota Banjarnegara, Banyumas, Jawa Tengah.
·         Peristiwa bersejarah terjadi saat BP dan Lady Baden Powell berkunjung ke Indonesia, tanggal 3 Desember 1934. BP singgah di Jakarta setelah meninjau Jambore di Australia. Walau para pandu nasionalis tidak dapat bertemu dengan Bapak Pandu.
·         Pandu Indonesia pertama kali mengikuti Jambore di Jambore dunia V di Volegenzang, Belanda di tahun 1937 ( Pandu Hindi Belanda ).
·         Pada jaman pendudukan penjajah jepang, organisasi kepanduan dilarang sama sekali. Semua organisasi kepanduan harus bergabung dengan organisasi kepemudaan bentukan Jepang.
·         Kemudian setelah PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, berdirilah kembali organisasi – organsasi kepanduan hingga mencapai jumlah lebih dari 100 organisasi, yang tegabung dalam 3 federasi, yaitu :
·         -          IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, 13-09-1951)
·         -          POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri, tahun 1954)
·         -          PKPI (Perserikatan Kepanduan Puteru Indonesia)Kemudian terjadi peristiwa penting lainnya adalah Jambore Nasional Kepanduan Pertama pada masa Pandu (sebelum jadi Pramuka), yaitu diselenggarakan di Pasar Minggu, Jakarta pada Tahun 1955 (diselenggarakan oleh IPINDO).
·         Ketiga Federasi tersebut bergabung menjadi satu dalam PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia ) sekitar 60 Organisasi dengan ± 500.000 anggota Pandu.
·         Akhirnya, disadari bahwa banyaknya Organisasi Bangsa, maka Pemerintah mengeluarkan KEPRES No.238/61 Tentang Gerakan Pramuka, sebagai dukungan Pemerintah terhadap Organisasi Kepanduan Indonesia. Kepres tersebut di atas di tandatangani oleh Perdana Menteri RI saat itu, Ir.H.Juanda (Presiden Soekarno mengadakan kunjungan ke negara Jepan ).
·         Gerakan Pramuka bukan badan pemerintah, semua organisasi kepanduan melebur diri masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka, kecuali organisasi – organisasi kepanduan yang berhaluan kiri / komunis. Mulailah Gerakan Pramuka berkembang menjadi organisasi yang disegani. Kemudian samapi saat ini telah diselenggarakan beberapa kali Jambore Nasional (Jamnas), pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

JAMBORE NASIONAL INDONESIA
NO
JAMBORE
TAHUN
TEMPAT
1
I
1937
Situ baru, DKI Jakarta
2
II
1977
Sibolangit, Sumatera Utara
3
III
1981
Cibubur, DKI Jakarta
4
IV
1986
Cibubur, DKI Jakarta
5
V
1991
Cibubur, DKI Jakarta
6
VI
1996
Cibubur, DKI Jakarta
7
VII
2001
Baturaden, Banyumas, Jawa Tengah
8
VIII
2006
Jatinangor, Sumedeng, Jawa Barat
9
IX
2011
Teluk Gelam OKI, Sumatera Selatan
Tahun 1981, Jamnas Pramuka Indonesia diselenggarakan bersamaan dengan Jambore Asia Pasific 6th.

 ISTILAH NAMA GERAKAN PRAMUKA
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di indonesia. Sebelum tahun 1961, di indonesia pernah berdiri puluhan bahkan sampai ratusan organisasi kepanduan, misalnya : Pandu Rakyat Indonesia (PRI) , Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), Hizbul Wathon (HW), Pandu Kesultanan (PK), Wira Tamtam dsb.
Sekarang hanya ada satu organisasi kepanduan nasional, Gerakan Pendidikan Kepanduan GERAKAN PRAMUKA, di singkat Pramuka yang berarti Rakyat muda (praja) yang suka berkarya.
Di negara-negara lain, istilah pandu dan kepanduan serta organisasinya berbeda – beda, walaupun maksudnya sama, misalnya :
1.Malaysia : Persekutuan Pengakap Malaysia
2.Singapura : The Singapore Scout Association
3.Philipina : Kapatiran Scouting Philifinas
4.India : The Bharat Scouts and Guides
5.Amerika Serikat : Boys Scouts of America (BSA)
6.dsb
2.4  KEPEMIMPINAN

Pengantar Kepemimpinan (Leadership)

1.       Definisi
Kepemimpinan adalah Suatu usaha yang dilakukan hubungan antar manusia ke arah tujuan atau cita-cita yang diinginkan bersama dengan cara mempengaruhi orang lain dengan komunikasi dan interaksiKepemimpinan adalah Suatu usaha yang dilakukan hubungan antar manusia ke arah tujuan atau cita-cita yang diinginkan bersama dengan cara mempengaruhi orang lain dengan komunikasi dan interaksi.
2.       Tugas Pokok dan Fungsi Kepemimpinan:
        Mendefinisikan atau merumuskan misi organisasi;
        Mengusahakan tercapainya tujuan;
        Mempertahankan keutuhan organisasi;
        menyelesaikan konflik.
3.       Faktor Pembentuk Gaya Kepemimpinan
       Faktor Intern: Pandangan hidup, Keyakinan, Watak,Ekonomi, Tradisi, Budaya, Cita-cita, dsb.
       Faktor Ekstern: Kebijakan Pemerintah, Perubahan status sosial, Konflik, Kondisi Geografis,    dll.

4.       Faktor Pembentuk Kepemimpinan :
           Kondisi Fisik (Physical Character): Postur tubuh, kekuatan & daya tahan, bentuk tubuh, kesehatan & Penampilan
          Kepribadian (Personality): Kepandaian/Kemahiran, Penuh kemauan, Semangat juang,, toleran & santun, kematangan & keberanian, pengalaman, dsb.
5.       Gaya Kepemimpinan :
      Berorientasi pada tugas; Penekanan pada pentingnya penyelesaian tugas, pengawasan ketat, bersumber pada kekuasaan & Imbalan, paksaan & legalitas dalam mempengaruhi hasil kerja bawahan/pengikutnya.
      Berorientasi pada bawahan; Familiar, mendelegasikan keputusan pada bawahan dan berusaha memenuhi kebutuhannya, bersumber pada keahlian dan kharismatik.
6.       Tipe dan Pola Kepemimpinan
      Keahlian; Spesialis & Generalis
      Otoritas (Kekuasaan); Otoriter & Demokratis
      Sikap & Mentalitas; Deserter, Misionaris, Developer, Compromiser, Othokrat, Kharismatik, Paternalistik, Ambisius & Workaholic.
      Sistem&Mekanisme Kerja; Administratif, Birokrat, Benevolent, & Eksklusif
      Watak &Norma; Militaristic & Civilian.
7.       Tekhnik Kepemimpinan
ж       Etika Profesi
ж       Dinamika Kelompok
ж       Interaksi & Komunikasi
ж       Koordinasi, Konsolidasi, Konfirmasi & Konsultasi.
ж       Information Dissemination
ж       Decision Making
ж       Praise & Recognation
ж       Problem Solving
ж       Inspirations
ж       Autonomy & Delegation Authority
ж       Role Clarification
ж       Goal Setting
ж       Training, Workshop & Sharing
ж       Planning & Controlling
ж       Interaction Facilitation
ж       Conflict Management
ж       Criticism-Discipline
ж       Evaluasi & Rencana Tindak Lanjut




8.       Keahlian Kepemimpinan
       Keahlian Tekhnik; Memiliki Pengetahuan dan kemampuan dalam segala jenis proses.
       Keahlian Fithrah (manusiawi); mengoptimalkan segala modal yang ada pada diri untuk bekerjasama dalam sebuah kelompok (team work).
       Keahlian Konseptual; kemampuan berfikir, mengembangkan ide serta gagasan, menganalisa berbagai situasi, cerdas dan cermat mengendalikan keadaan.
9.       Kekuasaan dan Kepemimpinan
          Kekuasaan yang bersumber dari Organisai; Legitinate Power, Coersive Power, & Reward
          Power.
          Kekuasaan yang bersumber dari Individu; Expert Power, Information Power & Connection
          Power.
10.   Syarat Kepemimpinan (Triple Authorithy)
       Otoritas Spiritual;Shalihun niyat, Salimul ‘Aqidah, Shahihul ‘ibadah, Tarkul Ma’ashy
        Wadzunub, Tasamuh, Istiqomah, Tawazun, dll.
       Otoritas Intelektual; prestasi akademis, Rethorika, efisiensi waktu, cepat, tepat, cermat,
        inovatif, kreatif, dll.
       Otoritas Politik; Manajement, Human Relationship, Decsision Maker, dll.
12. Keberhasilan Kepemimpinan
·         Membuat orang lain merasa segan, takut dan hormat.
·         Memupuk dan menumbuhkan hubungan kerjasama.
  • Memecahkan persengketaan. Merangsang perkembangan cara berfikir.



2.5 TANDA PENGENAL KPRAMUKAAN
TANDA PENGENAL GERAKAN PRAMUKA
atribut%252520galang%252520putri   atribut%252520galang%252520putra


A.      Pengertian
a.    Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, dan/atau Satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan tanda penghargaan yang dimilikinya.
b.    Tanpa Pengenal Gerakan Pramuka secara garis besarnya meliputi :
1) Tanda Umum
Yaitu tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik, putera maupun puteri, misalnya tanda tutup kepala, setangan leher, dan sebagainya.
2) Tanda Satuan
Yaitu tanda yang dapat menunjukkan Satuan/Kwartir tertentu, tempat seorang Pramuka tergabung, dalam hal ini dimaksudkan mulai dari satuan terkecil di Gugusdepan sampai satuan tingkat nasional.
3) Tanda Jabatan
Yaitu tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang dalam lingkungan Gerakan Pramuka.
4) Tanda Kecakapan
Yaitu tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan usianya.
5) Tanda Penghargaan
Yaitu tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
B.      Maksud dan Tujuan
a.       Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya.
b.       Tanda Pengenal Gerakan Pramuka bertujuan sesuai dengan macam tanda pengenal tersbut, yaitu:
1)       Mendorong seorang Pramuka untuk menggunakan haknya dan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2)       Memberi gairah dan semangat kepada seorang Pramuka untuk meningkatkan kemampuan, kecakapan, dan karyanya menurut ketentuan yang ada sesuai dengan golongan usianya.
3)       Mendorong seorang Pramuka untuk bersungguh-sungguh melaksanakan isi janji dan ketentuan moral yang berbentuk Satya dan Darma Pramuka, serta mengamalkan pengetahuan dan kecakapannya sesuai tanda yang dipakainya.
4)       Menanamkan rasa persaudaraan di kalangan anggota Gerakan Pramuka pada khususnya dan anggota Gerakan Kepramukaan Sedunia pada umumnya.
5)       Menanamkan kesadaran ikut memiliki, memelihara dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri, satuan, organisasinya serta ikut mencapai tujuan atau cita-citanya.
6)       Menanamkan kebanggaan dan percaya pada diri sendiri serta mengembangkan daya kepemimpinannya.
C.      Fungsi
a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka berfungsi sebagai:
1) Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
2) Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
3) Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggungjawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
4) Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan prganisasinya.
b. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka tidak berfungsi sebagai:
1) Tanda pangkat yang menunjukkan perbedaan martabat seseorang.
2) Perhiasan.
D.      Kelompok dan Jenis Tanda Pengenal
1. Kelompok
Berbagai macam Tanda Pengenal Gerakan Pramuka, dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu :a.       Tanda Umum
b.       Tanda Satuan
c.       Tanda Jabatan
d.       Tanda Kecakapan
e.       Tanda Penghargaan
2.  Macam-macam Tanda Umum
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum, yaitu :
a.       Tanda Tutup Kepala
b.       Setangan Leher atau Pita Leher
c.       Tanda Pelantikan
d.       Tanda Harian
e.       Tanda Kepramukaan Sedunia


3. Macam-macam Tanda Satuan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan, yaitu :
a.       Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
b.       Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
c.       Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
d.       Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
e.       Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
f.         Tanda Satuan lainnya.
4. Macam-macam Tanda Jabatan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan, yaitu :
a.       Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
b.       Tanda Pembimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
c.       Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
d.       Tanda Pembina dan Pembantu Pembina :  Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta Tanda Pembina Gugusdepan.
e.       Tanda Pelatih Pembina Pramuka
f.         Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
g.       Tanda Jabatan lainnya.

5. Macam-macam Tanda Kecakapan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan, yaitu :
a. Tanda Kecakapan Umum
1) Untuk Pramuka Siaga        : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
2) Untuk Pramuka Penggalang   : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
3) Untuk Pramuka Penegak    : Tingkat Bantara dan Laksana
4) Untuk Pramuka Pandega    : Tingkat Pandega
5) Untuk Pembina Pramuka    : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
b. Tanda Kecakapan Khusus
1) Untuk Pramuka Siaga        : Tidak ada tingkatan
2) Untuk Pramuka Penggalang   : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
3) Untuk Pramuka Penegak    : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
4) Untuk Pramuka Pandega    : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
5) Untuk Instruktur                 : Muda dan Dewasa
5) Untuk Pembina Pramuka    : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
c. Tanda Pramuka Garuda
1) Untuk Pramuka Siaga
2) Untuk Pramuka Penggalang  
3) Untuk Pramuka Penegak
4) Untuk Pramuka Pandega



6. Macam-macam Tanda Penghargaan
a. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan GerakanPramuka untuk peserta didik, yaitu :
1) Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
2) Bintang Tahunan
3) Lencana Wiratama
4) Lencana Teladan
b. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa, yaitu :
1) Bintang Tahunan
2) Lencana Pancawarsa
3) Lencana Wiratama
4) Lencana Jasa :
a) Dharma Bakti
b) Melati
c) Tunas Kencana
c. Tanda Pengenal termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luag Gerakan Pramuka, misalnya dari :
1) Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia yang berlaku.
2) Pemerintah Negara Lain
3) Pemerintah Republik Indonesia.
Indonesia 2.6 MAKNA DAN SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH



Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara, adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.

A.      Sejarah

Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[1] Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Di zaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Sistem ini diadopsi sebagai bendera nasional pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan telah digunakan sejak saat itu pula.

 

B.      Arti Warna

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

C.      Peraturan Tentang Bendera Merah Putih

Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35 [6], UU No 24/2009, dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia [7]
Menurut UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nmr 109, TLN 5035):
·         Bendera Negara dibuat dari kain yang warnanya tidak luntur.
·         Bendera Negara dibuat dengan ketentuan ukuran:
1.       200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan;
2.       120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
3.       100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
4.       36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden;
5.       30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
6.       20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
7.       100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
8.       100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
9.       30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;dan
10.     10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
·       Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam. Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dapat dilakukan pada malam hari.
·       Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
·       Bendera Negara wajib dikibarkan setiap hari di:
1.       Istana Presiden dan Wakil Presiden;
2.       gedung atau kantor lembaga negara;
3.       gedung atau kantor lembaga pemerintah;
4.       gedung atau kantor lembaga pemerintah nonkementerian;
5.       gedung atau kantor lembaga pemerintah daerah;
6.       gedung atau kantor dewan perwakilan rakyat daerah;
7.       gedung atau kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
8.       gedung atau halaman satuan pendidikan;
9.       gedung atau kantor swasta;
10.     rumah jabatan Presiden dan Wakil Presiden;
11.     rumah jabatan pimpinan lembaga negara;
12.     rumah jabatan menteri;
13.     rumah jabatan pimpinan lembaga pemerintahan nonkementerian;
14.     rumah jabatan gubernur, bupati, walikota, dan camat;
15.    gedung atau kantor atau rumah jabatan lain;
16.    pos perbatasan dan pulau-pulau terluar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
17.    lingkungan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia; dan
18.    taman makam pahlawan nasional.
Momentum pengibaran bendera asli setelah deklarasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
       Bendera Negara sebagai penutup peti atau usungan jenazah dapat dipasang pada peti atau usungan jenazah Presiden atau Wakil Presiden, mantan Presiden atau mantan Wakil Presiden, anggota lembaga negara, menteri atau pejabat setingkat menteri, kepala daerah, anggota dewan perwakilan rakyat daerah, kepala perwakilan diplomatik, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia yang meninggal dalam tugas, dan/atau warga negara Indonesia yang berjasa bagi bangsa dan negara.
       Bendera Negara yang dikibarkan pada Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
       Setiap orang dilarang:
1.  merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara;
2.  memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial;
3.  mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam;
4.  mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan
5.  memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara.

 

D.      Kemiripan dengan Bendera Negara Lain

Menurut kesetaraan kedudukannya sebagai bendera nasional, bendera ini mirip dengan Bendera Monako yang mempunyai warna sama namun rasio yang berbeda, selain itu bendera ini juga mirip dengan Bendera Polandia yang mempunyai warna yang sama namun warnanya terbalik

2.7 SEJARAH LAGU KEBANGSAAN INDONESIA
Setiap bangsa di dunia ini memiliki lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan itu
bukanlah sekedar merupakan lagu untuk keindahan belaka, tetapi merupakan ungkapan
dan cetusan cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Ia merupakan sublimasi api
perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional dan mempertahankan kemerdekaan
dan kehormatan bangsa.
a. Setiap bangsa gembira, bersemangat dan bangga apabila mendengar lagu
kebangsaannya dinyatakan dan didengungkan dan mereka menghormatinya dengan
khidmat.
b. Suatu insiden antara dua bangsa akan terjadi apabila suatu bangsa mempermainkan
atau menghina lagu kebangsaan bangsa lain. Penghinaan terhadap suatu lagu
kebangsaan dirasakan sebagai penghinaan terhadap bangsa pemilik lagu
kebangsaan itu. Dalam hubungan internasional antara bangsabangsa di dunia, maka
setiap bangsa berkewajiban untuk menghormati bangsa lain.
c. Lagu kebangsaan Indonesia Raya adalah milik bangsa Indonesia. “Indonesia Raya”
merupakan ungkapan dan cetusan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Ia merupakan
sublimasi api perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan
kemerdekaan dan Negara Indonesia. Ia merupakan pula pemersatu bangsa dan
tekad bangsa Indonesia.
d. Lagu “Indonesia Raya” yang berkumandang di seluruh pelosok tanah air Indonesia
selama perang kemerdekaan di Indonesia, telah mengorbankan semangat dan
keberanian rakyat dan pemuda Indonesia untuk bertempur sampai titik darah
penghabisan dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, meskipun
mereka hanya menggunakan bambung runcing untuk melawan tentara colonial yang
bersenjata modern. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia, lagu kebangsaan
Indonesia Raya dan bendera kebangsaan Sang Merah Putih adalah kehormatan
bangsa dan Negara Indonesia.
e. Gerakan Pramuka mempunyai tugas untuk menjadikan setiap Pramuka Indonesia
sebagai patriot bangsa yang sanggup dan berani mempertahankan serta mempunyai
rasa hormat yang tinggi terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
f. Oleh karena itu, kepada setiap Pramuka Indonesia harus ditanamkan dan
ditumbuhkan rasa cinta dan rasa hormat terhadap lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Untuk itu, maka setiap Pramuka Indonesia harus mengetahui dan menghayati arti dan
sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam perjuangan bangsa Indonesia
merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Setai Pramuka harus mampu
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan benar dan baik serta memiliki
rasa hormat terhadapnya.
g. Tugas Pembina Pramuka antara lain adalah untuk membina setiap Pramuka menjadi
patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan kesanggupan berkorban demi abadinya
Lgu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi Indonesia.
h. Untuk suksesnya tugas itu, maka setiap Pembina Pramuka pertama-tama harus
menjadikan dirinya sebagai patriot yang memiliki rasa hormat kepada dan
kesanggupan berkorban demi abadinya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di bumi
Indonesia. Dia adalah contoh hidup bagi setiap pramuka.i. Uraian tentang Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya beserta sejarahnya ini hanya sekedar pegangan bagi
para Pembina Pramuka dalam melaksanakan tugasnya. Namun demikian, setiap
Pembina Pramuka berkewajiban untuk berusaha mencari bahan-bahan yang
berkaitan dengan Lagu kebangsaan Indonesia Raya.

A. Sejarah Lagu Kebanggsaan Indonesia Raya
“Indonesia Raya” sebelum 17 Agustus 1945.
1. Lagu &”Indonesia Raya” adalah gubahan komponis Muda Indonesia bernama Wage
Rudolph Soepratman.
2. Almarhum Wage Rudolph Soepratman adalah seorang guru dan juga pernah menjadi
wartawan surat kabar ”Kaoem Moeda “dan pengarang buku. Sejak kecil Soepratman
gemar sekali bermain biola.
3. Wage Rudolph Soepratman adalah putra seorang sersan Instruktur Mas Senen
Sastrosoehardjo. Soepratman dilahirkan di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan
meninggal dunia pada malam selasa tanggal 16 Agustus di Surabaya.
4. Semangat nasional telah mengisi seluruh jiwa Soepratman pada waktu itu. Semangat
yang berwujud kemauan ingin menciptakan Lagu Kebangsaan. Akhirnya ia dapat
menciptakan Lagu Indonesia Raya.
a. Lagu Indonesia Raya tiu dipersembahkan oleh Soepratman kepada masyarakat
di dalam konggers Pemuda Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung
Indonesiche Club, Jln.Kramat 106 Jakarta. Lagu Indonesia Raya untukpertama
kali diperdengarkan dalam Konggres itu sesuai pula dengan semangat Persatuan
Pemuda yang menyala-nyala pada waktu itu, maka ketika Lagu Indonesia Raya
diperkenalkan kepada peserta konggres, dengan serta merta lagu itu mendapat
sambutan yang hangat sekali.
b. Sejak tiu pada tiap-tiap pertemuan Pemuda Indonesia selalu dibuka dan ditutup
dengan Lagu Indonesia Raya. Semua Organisasi Rakyat Indonesia, Partai Politik,
Organisasi Pemuda, Wanita, Kepanduan (Kepramukaan), seluruh rakyat
c. Indonesia yang sadar, mengakui lagu Indonesia Raya sebagai Lagu
Kebangsaan.
d. Pada jaman penjajahan, Lagu Indonesia Raya sering dilarang, dihalang-halangi
oleh Pemerintahan Kolonial Belanda oleh suatu ketika Pemerintah Jepang di
Indonesia. Pemerintah Belanda telah pula meminta agar kata-kata dalam lagu
Indonesia Raya diubah. Akan tetapi berkat semangat perjuangan dan Peraturan
Rakyat dan Pemuda Indonesia segala rintangan itu dapat dilenyapkan
B. “Indonesia Raya” setelah 17 Agustus 1945.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, Lagu
Indonesia Raya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan. Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya selama perang Kemerdekaan telah merupakan sublimasi
pengorbanan perjuangan rakyat dan Pemuda Indonesia untuk mengusir
penjajah dan mempertahankan serta menegakkan Kemerdekaan.
Dalam Undang-Undang Dasar sementara Republik Indonesia tahun 1950 pasal
3 ayat 2 Lagu Indonesia Raya ditetapkan dengan resmi sebagai Lagu
Kebangsaan Indonesia.

2.8  SALAM PRAMUKA
Salam (Penghormatan) wajib dilakukan bagi semua anggota Pramuka. Salam adalah
suatu perwujudan dari penghargaan seseorang kepada orang lain atau dasar tata susila
yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Fungsi Salam Pramuka.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat
ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan
penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau tidak, adalah sama yaitu
dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
1. Salam Biasa. Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
2. Salam Hormat. Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi.
3. Salam Janji. Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
Jenasah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan
pejabat lainnya.
Lagu Kebangsaan.Sekian dan Salam Pramuka !







BAB III
PENGETAHUAN TEKNIK  KEPRAMUKAAAN

3.1   KOMPAS


Kompas adalah alat untuk menetapkan / mencari arah mata angin, digunakan oleh para pelaut, penerbang, pekemah, pemburu, dan petualang lainnya untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ada dua tipe dasar dari kompas yaitu :
1.Kompas Magnetik
Sudah dipergunakan sejak tujuh abad yang lalu, pada kompas magnetik arah ditunjukan oleh magnet berbentuk jarum yang mengarah pada arah Kutub Utara di bawah pengaruh medan magnet bumi . Yang terbesar adalah kompas magnetik yang digunakan oleh para pelaut.
2.Gyrocompass
Alat yang ditemukan pada awal abad ini. Tidak dipengaruhi oleh magnet bumi. Pada Kompas yang menggunakan cairan, cairan yang biasa digunakan adalah campuran dari alkohol danair. Dengan menggunakan cairan maka jarum kompas akan mudah digunakan, keuntungan inilah yang menyebabkan kompas berisi cairan lebih banyak dipergunakan dibandingkan dengan kompas kering (dry compass ).

Bagian – bagian Kompas :
1.DIAL
Permukaan dimana tertera angka / huruf seperti pada jarum.
2.VISIR
Pembidik sasaran.
3.KACA PEMBESAR
Untuk melihat sasaran dan angka pada dial.
4.JAM PENUNJUK
Menunjukkan lokasi magnet bumi.
5.TUTUP DIAL
Dengan 2 garis bersudut 45º dan dapat diputar-putar.
6.ALAT PENGANTUNG
Untuk tali / dapat juga untuk menyangkutkan ibu jari tangan sewaktu melakukan pembidik.
Cara Menggunakan Kompas :
1.Letakkan Kompas dipermukaan yang datar, setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum kompas telah menunjukan arah Utara Magnet, jadi bukan Kutub Utara. Sebab, jarum kompas tertarik oleh adanya Magnet Bumi yang terletak beberapa derajat dari Kutub Utara Bumi.
2.Bidikan sasaran melalui Visir ( pembidik ).
3.Apabila Visir meragukan, karena kurang jelas, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dila ke arah Visir, searah dengan sasaran.
4.Titik sasaran bidik disebut juga Check Point.
5.Sasaran Balik (Back reading), dipergunakan apabila kita akan kembali ke titik asal / sebelumnya.
Rumus Sasaran Balik (Back Azimuth) adalah:
1.Tambah dengan 180º apabila sasaran bidiknya kurang dari 180º.
2.Kurangi dengan 180º apabila sasaran biding lebih dari 180º.
Contoh :
-Jika Sasaran bidik 30º maka sasaran baliknya adalah :
30º + 180º = 210º
-Jika Sasaran bidik 200º maka sasaran baliknya adalah :
200º – 180º = 20º



North = Utara = 0
North East = Timur Laut = 45
East = Timur = 90
South East = Tenggara = 135
South = Selatan = 180
South West = Barat Daya = 225
West = Barat = 270
North West = Barat Laut = 325
 gmb

3.2  SEMAPHORE

Sejarah

Semaphore merupakan salah satu bentuk isyarat menggunakan bendera yang lazim digunakan ketika perang sipil di Amerika Serikat. Ketika itu bendera yang digunakan berwarna putih dan oranye serta hanya terdiri dari satu bendera saja. Orang yang ditugaskan melakukan isyarat bendera ini biasanya berdiri di sebuah tempat yang tinggi atau di lantai yang tingginya sekitar 2-3 meter dari permukaan tanah semaphore
Semaphore Modern
Semaphore kini menggunakan dua bendera yang berbentuk persegi, yang akan digunakan oleh pengirim sinyal untuk melakukan posisi-posisi yang bisa diterjemahkan menjadi huruf dan angka. Sebenarnya warna bendera tergantung asal pesan itu dikirimkan, jika dikirimkan dari laut, maka benderanya berwarna merah dan oranye, jika dikirimkan dari darat maka bendera akan berwarna biru dan putih. Di Indonesia bendera yang biasa digunakan dalam kegiatan kepramukaan berwarna merah dan oranye. Namun sebenarnya warna bendera itu sendiri tidaklah terlalu penting, itu hanya merupakan pertanda agar pesan lebih mudah ditangkap.
Penggunaan Semaphore dalam Pramuka
Di Indonesia, semaphore biasa diterapkan sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam kegiatan pramuka. Biasanya kegiatan semaphore ini diajarkan sejak dalam level pramuka siaga dan merupakan keterampilan yang dipraktekan pada acara perkemahan. Namun seiring dengan semakin redupnya kegiatan pramuka di Indonesia, maka keterampilan semaphore ini pun semakin jarang dikenal orang.
Karakter
Berikut ini adalah simbol-simbol dalam semaphore yang diartikan menjadi huruf dan angka.
Untuk membuat sandi angka, sebelum memulai sandi maka harus diawali dengan sandi “Nomor” dan jika ingin kembali membuat sandi huruf maka harus membuat sinyal “J” Beberapa sandi lainnya yang biasa digunakan dalam semaphore adalah;











Image

























  1. U-R : berita siap dimulai
  2. K : siap menerima berita
  3. E (8 kali) : error / ada kesalahan
  4. I-N-I : ulangi
  5. A-R : berita selesai
  6. R : dapat menerima dengan baik
  7. A-S : tunggu
  8. M-K : geser kanan
  9. M-L : geser kiri.


3.3 SANDI

Sandi adalah sebuah kata dalam bahasa sansekerta yang kira-kira artinya adalah rahasia;menyembunyikan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persandian yang berasal dari kata dasar sandi adalah rahasia atau kode; definisi sinonimnya dalam bahasa Inggris cryptography, yang berarti pengetahuan, studi, atau seni tentang tulisan rahasia.
Didalam ilmu kepramukaan kita mengenal Sandi Abjad, Sandi angka, Sandi Morse, Sandi jam, Sandi Kotak, dll. Berikut adalah macam-macam Sandi dalam Pramuka:

  • SANDI ABJAD / BALIK
Sandi Abjad/ Balik adalah sandi yang hurufnya dibaca dari arah belakang/terbalik.
CONTOH : GNATEP 40 ITAJ NDS AKUMARP
KUNCI : ZA A=Z Z=A
CONTOH : KIZNFPZ RMWLMVHRZ
ARTINYA : PRAMUKA INDONESIA

  • SANDI ANGKA
Sandi Angka adalah Sandi yang memakai kode angka.
CONTOH : 3.0.18.0 3.0.17.12.0 15.17.0.12.20.10.0.
ARTINYA : D A S A D A R M A P R A M U K A.



3.4 BENTUK BARIS BERBARIS

image001



Lingkaran Besar

image006



Kolone Terbuka

image002


Lingkaran Kecil

image007



Berbanjar
image003


Setengah Lingkaran

image008



Bersaf

image004


Angkare 

image009



Roda 

image005


Berderet

image010


Selat Balik

image011


Selat/Kanon 


image012



Kolone Tertutup



Keterangan :
{ }
=
Pemberi Aba-aba
o
=
Pemimpin Regu
x
=
Anggota Regu
panah
=
Menunjukkan arah menghadap


3.5 MENAKSIR

 Menaksir Lebar
Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1.       Melempar Tali
Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah untuk melemparkan tali ke seberang. Kemudian tali yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur panjangnya.
2. Cara Segitiga
Cara ini digambarkan sebagai berikut :
menaksir%20lbr
Rumus :
Jika A = B maka
C = D
dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari panjang D
atau cara segitiga berikut :
menaksir%20lbr
Sudut 45 dapat dicari dengan menggunakan kompas bidik.
Rumus
A = B
 Menaksir Tinggi
Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi dapat diberikan sebagai berikut :
1. Metode Segitiga
Keterangan :
X = Tinggi yang ditaksir
C = Tinggi tongkat
A = Jarak tongkat dan tinggi yang diukur
B = Jarak tongkat dan pengamat
Rumus perhitungan : X =  C (A+B)
                                                B
Dapat pula dilakukan dengan metode segitiga berikut :
menaksir%2001
Rumus :X = A
Keterangan :X = Tinggi yang ditaksir,A = Jarak dengan pengamat 
  1. Metode bayangan
Dapat dilakukan apabila ada sinar matahari dan keadaan memungkinkan.
Keterangan :
A = Tinggi tongkat
B = Tinggi yang ditaksir
A’= Bayangan tongkat
B’= Bayangan tinggi yang ditaksir
Rumus :
B = D x A
          A
dalam gambar  :
menaksir%2003
3.6 PETA

PETA PITA
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas pita peta
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.
2. Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut :
 peta%20pita





PETA PANORAMA
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
1.      Penggambaran Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan
sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.

4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas

5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.


peta%20panorama



PETA LAPANGAN
Peta Lapangan
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :

3.7  TALI TEMALI

 Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
 Macam simpul dan kegunaannya
1. Simpul ujung tali : Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin
3. Simpul anyam : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah
5. Simpul erat : Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar : Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin
7. Simpul kursi : Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik : Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
9. Simpul laso : Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
tali%2001
tali%2002 








Macam Ikatan dan Kegunaannya
1. Ikatan pangkal : Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang : Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat  masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat                 l eher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar : Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.
4. Ikatan tambat : Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik : Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.
6. Ikatan turki : Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini. 
tali%2004tali%2003
















3.8  MORSE
Sandi morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Sandi morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.
Sandi morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan sandi morse disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Sandi morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.
Kode morse adalah contoh bentuk komunikasi digital awal.
Dalam LSWK, sandi morse biasanya dihapalkan dengan cara membuat mnemonic dari setiap huruf, dengan menggantikan garis dengan huruf vokal 'o' dan titik dengan vokal lainnya. Di antara mereka dapat disisipi konsonan apapun. Dengan kode ini anggota LSWK bisa dengan cepat menguasai sandi morse.
Berikut daftarnya:Image

Untuk menyampampaikan isyarat morse dengan alat bendera dilakukan seperti di bawah ini :
Image
PRESIDEN REP. INDONESIA
Soekarno^ (1945-1966)
Soeharto, (1966-1998)
Habibie,BJ, (1998-1999)
Abdurahman Wahid, (1999-2001)
Megawati Sukarnoputri, (2001-2004)
Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2009)
  WAKIL PRESIDEN REP. INDONESIA
M.Hatta, Bung Hatta^ (1945-1956)
Sri Sultan HB IX^ (1971-1978)
Adam Malik^ (1978-1983)
Umar Wirahadikusumah^, (1983-1988)
Sudharmono, (1988-1993)
Try Sutrisno, (1993-1998)
Habibie,BJ, (1998)
Megawati Sukarnoputri, (1999-2001)
Hamzah Haz, (2001-2004)
Jusuf Kalla, Muhammad (2004-2009)